
BLORA, SAPUJAGAD.NET – Polemik mewarnai jelang pembukaan Pameran Produk Inovasi (PPI) Jawa Tengah 2025 di Blora. Sejumlah pemimpin redaksi media lokal memilih ‘diam’ dan tak menurunkan pemberitaan terkait event berskala provinsi tersebut. Mereka menilai panitia PPI mengabaikan peran media lokal dalam publikasi dan koordinasi sejak awal persiapan.
Elly Yunanto Pemimpin Redaksi Portal Online Blora Ekspres dengan tegas menyatakan kecewa.
“Even besar Jawa Tengah digelar di Blora, tapi media lokal Blora dicuekin. Terus apa pantas kita memberikan publikasi? Hari H baru dihubungi, kemarin-kemarin apa yang dilakukan?”
Nada serupa disuarakan oleh Pemimpin Redaksi Koran Diva Abas Darsono merasa media lokal hanya diperlakukan sebagai pelengkap seremonial.
“Kami mendukung setiap kegiatan yang membawa nama baik Blora, tetapi komunikasi panitia seharusnya dibangun sejak awal. Publikasi itu perlu perencanaan, bukan mendadak,” ujarnya.
Minimnya Komunikasi
Hingga H-1 pembukaan, sejumlah media lokal mengaku tidak menerima undangan resmi maupun rilis pers yang lengkap mengenai rundown kegiatan PPI. Padahal, menurut mereka, publikasi di tingkat lokal justru krusial untuk mendorong partisipasi masyarakat.
“Media lokal ini punya peran strategis menjangkau pembaca di Blora. Kalau kami baru diberi informasi di hari H, bagaimana kami bisa mengedukasi dan mengundang masyarakat datang?” tambah Roy Kurniadi, Pemimpin Redaksi Majalah Monitor Ekonomi.
Terasa Tertutup
Padahal, PPI Jateng 2025 yang akan digelar di Lapangan Kridosono, Jumat (26/9), menjadi ajang bergengsi menampilkan inovasi, riset, produk unggulan, hingga parade kreativitas dari 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Dengan kurangnya komunikasi, beberapa media justru memilih tidak mempublikasikan karena merasa tidak dihargai.
Bambang ST dari Pemred WJI Network (Wartajavaindo.Com, Opini Publik.Co dan Sapujagad. Net) mengatakan Kritik ini menjadi catatan penting bagi penyelenggara. Media berharap di masa mendatang, koordinasi dengan insan pers dilakukan lebih terbuka dan profesional, sehingga event sebesar PPI tidak kehilangan momentum publikasi.
“Kalau ingin masyarakat terlibat, media harus diajak sejak awal. Jangan sampai gelaran sebesar ini sepi liputan hanya karena komunikasi yang lemah,” tandas Bangsar (red/01)












Leave a Reply