
BLORA, SAPUJAGAD.NET : Ketika pembangunan sering dipersepsikan hanya sebatas beton dan jalan, Polres Blora menghadirkan perspektif baru: pembangunan juga berarti menyelamatkan gizi generasi. Oktober mendatang, dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di samping Mapolres Blora siap beroperasi.
Dengan progres 90 persen, dapur ini menjadi salah satu dari 25 unit se-Jawa Tengah yang serentak diluncurkan, menandai babak baru kolaborasi kepolisian dalam mendukung program nasional Makan Bergizi Gratis.

Kehadiran dapur SPPG ini bukan sekadar urusan teknis distribusi makanan. Ia adalah pesan simbolik bahwa negara, melalui institusi keamanan sekalipun, peduli pada kebutuhan dasar masyarakat: gizi anak-anak sekolah.
Lebih penting lagi, pengelolaan dapur ini tidak dimonopoli aparat, tetapi dibuka lebar bagi masyarakat. Artinya, Polres Blora tidak hanya mengatur lalu lintas hukum, tetapi juga ikut menata aliran gizi untuk mencetak generasi sehat dan cerdas.
SOLUSI KONKRIT
Kapolres Blora AKBP Wawan Andi Susanto menegaskan, dapur SPPG ini harus menjadi bagian nyata dari solusi peningkatan kualitas SDM. “Harapannya dengan adanya SPPG di Polres Blora, kami bisa ikut andil mendukung program bapak presiden. Anak-anak kita bergizi cukup, bisa belajar dengan baik, dan tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, dan berintegritas,” ungkapnya.
Namun, tugas besar menanti di balik peresmian. Transparansi dalam perekrutan tenaga kerja, kualitas bahan pangan, serta ketepatan distribusi akan menjadi ujian nyata. SPPG tak boleh berubah menjadi sekadar proyek seremonial atau simbol pencitraan.
Ia harus benar-benar hadir sebagai solusi konkret, menjawab ancaman stunting dan kekurangan gizi yang masih mencengkeram banyak anak di pelosok negeri.
Ke depan, tantangan yang tak kalah penting adalah keberlanjutan. Anggaran untuk operasional dapur bergizi harus dijaga konsistensinya agar tidak berhenti di tengah jalan.
Pemerintah daerah wajib ikut menanggung beban, baik lewat APBD maupun kolaborasi lintas sektor, sehingga program ini tidak sekadar hidup karena instruksi pusat, tetapi tumbuh sebagai gerakan lokal yang kuat. Tanpa dukungan berkelanjutan, dapur SPPG bisa saja berubah menjadi monumen diam yang kehilangan fungsi.
Jika dikelola dengan serius dan konsisten, dapur SPPG Polres Blora bisa menjadi model nasional: kolaborasi polisi, pemerintah daerah, dan rakyat dalam urusan gizi. Dari jantung Mapolres, energi kebaikan ini diharapkan mengalir hingga ke meja makan anak-anak sekolah.
Sebab, masa depan bangsa bukan ditentukan di ruang rapat pejabat, melainkan di piring sederhana yang menyajikan makanan bergizi bagi generasi penerusnya. (RED/@bangsar25)
Leave a Reply