Mengawal Kepala Daerah Baru Membangun Daerah Pasca Pilkada 2024
BANJARNEGARA, SAPUJAGAD.NET :Dr. Amalia Desiana, M.Kes lahir di Banjarnegara 1 Desember 1988. Menyelesaikan S1 Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, kemudian berpraktik sebagai dokter di RSUD dan pernah juga di Puskesmas. Terjun di politik praktis menjadi calon DPRD Banjarnegara terpilih 2014-2019 dan 2019-2024.
Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Banjarnegara 27 November 2024 lalu, berdasarkan hasil hitung cepat, pasangan calon nomor urut 2, dr. Amalia Desiana – Wakhid Jumali, unggul dengan perolehan suara signifikan dibandingkan pasangan nomor urut 1, dr. Bugar Wijiseno dan Fahmi Umar Irawan.
Hasil Hitung Cepat: Pasangan Amalia Desiana-Wakhid Jumali memperoleh sekitar 77,25% suara, sementara pasangan Bugar Wijiseno-Fahmi Umar Irawan mendapatkan 22,75% suara. Pasangan Calon: Amalia Desiana-Wakhid Jumali (Nomor Urut 2): Diusung oleh Partai Demokrat, PKB, PKS, PAN, Gerindra, NasDem, dan PSI, sedang Bugar Wijiseno-Fahmi Umar Irawan (Nomor Urut 1): Diusung oleh PDI-P, Partai Golkar, PPP, Partai Hanura, Partai Gelora, Partai Ummat, PBB, PKN, dan Partai Perindo.
Kemenanagan putri dari mantan Bupati Banjarnegara, almarhum Budhi Sarwono, tidak terlepas dari beberapa faktor, seperti basis Keluarga. Amalia Desiana merupakan putri dari almarhum Budhi Sarwono, mantan Bupati Banjarnegara, yang kemungkinan besar memberikan keuntungan elektoral melalui jaringan dan basis pendukung yang telah terbentuk sebelumnya.
Kemdudian dukungan Koalisi Partai yang Solid. Dukungan dari tujuh partai politik besar memberikan legitimasi dan sumber daya yang signifikan bagi pasangan ini, mempermudah mobilisasi massa dan kampanye yang efektif. Hasil Survei yang Konsisten: Sebelum pemilihan, survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa pasangan Amalia-Wakhid memiliki elektabilitas sebesar 71,2%, yang mencerminkan tren positif dan kepercayaan publik yang tinggi.
Kenangan pada Ayahanda.
Bakal memimpin Banjarnegara lima tahun ke depan Amalia mengatakan seperti mengenang perjuangan Ayahandanya Budi Sarwono saat menjabat Bupati Banjargera, empat tahun lalu. Menurutnya kenangan dari almarhum ayahanda itu sangat luar biasa banyak.
‘’Para kerabat, teman dan sahabat menyebut beliau orangnya suka berkelakar, frontal, cara bicaranya vokal. Banyak hal yang masih sangat melekat di ingatan saya sampai saat ini. Itulah yang mendorong keinginan untuk melanjutkan perjuangan Ayahanda berjuang dan mengabdi pada Banjarnegara’’, jelanya.
Amalia mengungkapkan, ia selalu teringat akan nasehat ayahandanya yang mengatakan: sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa bermanfaat untuk orang lain. ”Beliau bilang bahwa semua diniati karena Allah sehingga kejarlah akhiratmu sehingga nanti dunia akan membersamaimu. Jadi niat saya untuk berjuang membangun Banjarnegara itu diniati untuk kemanfaatan saya terhadap masyarakat,” jelas Amalia.
Modal politik Amalia untuk berkiprah dijalur eksekutif di Banjarnegara telah dimikili, yakni menjadi anggota DPRD dua periode 2014-2019 lalu 2019-2024. Pada Pileg 2024, ia tidak maju lagi menjadi Caleg DPRD karena mempersiapkan diri untuk berjuang maju di Pilkada Banjarnegara. Dan akhirnya Amalia menjadi salah satu kandidat Cabub Banjarnegara yang diusung Partai Demokrat, PKB, PKS, PAN, Gerindra, NasDem, dan PSI.
Tantangan dan Potensi Daerah
Menjawab pertanyaan apakah yang menjadi tantangan Banjarnegara lima tahun kedepan dibawah kepemimpinannya, dr Amalia mengatakan berbagai tantangan dan potensi yang memerlukan perhatiannya antara lain : Peningkatan Infrastruktur.
Meskipun almarhum Budhi Sarwono, ayah dari dr. Amalia, dikenal sebagai “Bapak Pembangunan” karena keberhasilannya membenahi infrastruktur jalan hingga pelosok pedesaan , masih terdapat kebutuhan untuk melanjutkan dan meningkatkan kualitas infrastruktur guna menunjang perekonomian dan mobilitas masyarakat.
Pengembangan Pariwisata: Dataran Tinggi Dieng seringkali lebih dikenal sebagai bagian dari Wonosobo. Dr. Amalia berencana membranding Dieng sebagai bagian integral dari Banjarnegara , namun hal ini memerlukan upaya promosi dan pengembangan destinasi wisata yang kompetitif.
Pemberdayaan UMKM: Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memerlukan dukungan dalam bentuk pelatihan, akses permodalan, dan pemasaran agar dapat bersaing dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah.
Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan: Meskipun dr. Amalia memiliki latar belakang sebagai dokter dan pernah menjabat sebagai Ketua PMI Banjarnegara , tantangan dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan serta kesehatan tetap menjadi prioritas yang memerlukan solusi inovatif.
Amalia menyebut persoalan kesehatan di Bajarnegara yang masih perlu mendapat perhatian serius adalah soal SDM Bapak. SDM tenaga kesehatan kami terutama dokter memang masih minim sehingga jumlah rumah sakit di Banjarnegara ini masih sangat sedikit, terutama di daerah atas. ”Mudah-mudahan di kemudian hari gitu saya bisa memperjuangkan adanya rumah sakit di daerah atas,” tambahnya.
Menyinggung soal potensi Banjarnegega yang akan digenjot dalam mendukung PAD Banjarnegara adalah Pariwisata. Menurutnya Banjarnegara memiliki potensi pariwisata yang besar dan sudah mulai berkembang, tapi memang kekurangannya adalah publish-nya. Untuk itu ia akan mem-publish pariwisata Banjarnegara lebih masif lagi sehingga tidak kalah dengan kabupaten tetangga.(*)
Bambang Sartono