Catatan : Redaksi Sapujagad.Net

Terbakarnya sumur minyak rakyat di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Blora, yang menewaskan tiga orang dan melukai dua lainnya, adalah tamparan keras bagi semua pihak: pemerintah daerah, aparat penegak hukum, perusahaan migas, hingga masyarakat sendiri.
Sudah lama praktik pengeboran minyak rakyat di Blora berjalan di wilayah abu-abu hukum. Lahannya memang milik warga, tetapi sumur minyak ini belum legal. Artinya, tidak ada izin resmi, tidak ada standar keamanan, dan tidak ada jaminan keselamatan kerja. Inilah bom waktu yang akhirnya benar-benar meledak—secara harfiah dan tragis.

Kondisi ini tidak bisa lagi ditoleransi. Keberadaan sumur di belakang rumah warga adalah kesalahan fatal. Lokasi yang rawan, dikelola tanpa pengawasan profesional, membuat nyawa manusia dipertaruhkan hanya demi setetes minyak.
Akibatnya, bukan hanya korban jiwa berjatuhan, tetapi puluhan keluarga harus mengungsi, meninggalkan rumah dengan trauma dan kehilangan.
Bupati Blora, Arief Rohman, memang telah mengingatkan agar masyarakat menahan diri dan mengurus izin sesuai Permen ESDM Nomor 14 Tahun 2025. Tetapi catatan kritisnya: mengurus izin tidaklah mudah bagi warga desa. Sementara, aktivitas pengeboran ilegal sudah berjalan bertahun-tahun, dan aparat seolah membiarkannya hingga akhirnya tragedi ini terjadi.
Pertanyaan besar muncul: di mana pengawasan sebelum kebakaran ini terjadi? Mengapa sumur rakyat yang jelas-jelas tidak berizin bisa terus beroperasi di pemukiman? Mengapa tata kelola yang sudah lama dikeluhkan baru digarap serius setelah ada korban? Dan sampai kapan keselamatan warga akan dijadikan taruhan atas praktik tambang rakyat yang semrawut?
Catatan kami jelas: pembiaran adalah kejahatan yang sama bahayanya dengan kelalaian. Pemerintah pusat dan daerah harus segera melakukan inventarisasi dan penutupan total sumur rakyat ilegal yang tidak memenuhi standar keselamatan. Jika perlu, berikan solusi berupa kerja sama pengelolaan resmi, pelatihan, dan skema produksi bersama yang tetap memberi manfaat bagi rakyat tetapi tidak mengorbankan nyawa.
Tragedi Gandu adalah alarm keras. Jangan sampai korban berikutnya jatuh hanya karena kita terus menutup mata. (@bangsar25)














Leave a Reply