Mengawal Arief Rohman-Sri Setyorini Membangun Blora Pasca Pilkada 2024 (Bagian 1)
BLORA, SAPUJADAD.NET : Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Blora telah dilaksanakan pada 27 November 2024. Berdasarkan hasil sementara, pasangan Arief Rohman dan Sri Setyorini (ASRI) memperoleh 392.542 suara, sementara pasangan Abu Nafi dan Andika Adikrishna Gunarjo (ABDI)mendapatkan 76.678 suara.
Namun, hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih menunggu proses rekapitulasi dan penetapan. Setelah penetapan resmi, jadwal pelantikan Bupati dan Wakil Bupati terpilih akan ditentukan oleh pemerintah provinsi. Sebagai referensi, pada periode sebelumnya, pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Blora dilaksanakan pada 26 Februari 2021, sekitar dua bulan setelah pemungutan suara.
Pasangan Arief Rohman dan Sri Setyorini, yang dikenal dengan akronim “ASRI”, meraih kemenangan telak dalam Pilkada Blora 2024. Berdasarkan hasil quick count, mereka memperoleh sekitar 84% suara, mengalahkan pasangan Abu Nafi dan Andika Adikrishna Gunarjo (ABDI).
Beberapa faktor yang berkontribusi pada kemenangan Pasangan “ASRI: Pertama adalah : Dukungan Partai Politik: Pasangan ASRI didukung oleh 13 partai politik, termasuk PKB, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai NasDem, dan lainnya. Dukungan luas ini memperkuat basis pemilih mereka.
Kedua Popularitas dan Kinerja Petahana. Sebagai bupati petahana, Arief Rohman memiliki rekam jejak yang dikenal oleh masyarakat Blora. Program-program pembangunan yang telah dilaksanakan selama masa jabatannya sebelumnya kemungkinan besar meningkatkan kepercayaan publik.
Figur Calon Wakil Bupati: Sri Setyorini, dengan latar belakang sebagai pengusaha dan hubungan keluarga dengan pejabat tinggi Polri, menambah daya tarik pasangan ini di mata pemilih.
Arief Rohman, yang menjabat sebagai Bupati Blora sejak 2021, telah menunjukkan berbagai capaian signifikan dalam pembangunan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun, tantangan ke depan tetap ada dan memerlukan perhatian khusus antara laian :
Peningkatan Infrastruktur Berkelanjutan. Melanjutkan pembangunan jalan dan jembatan untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah, yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Pada tahun 2023, telah dibangun jalan sepanjang 63.967,85 meter dengan anggaran Rp204,39 miliar, serta pembangunan jembatan di 6 titik dengan anggaran Rp13,37 miliar.
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui program “1 Desa 2 Sarjana” dan “1 Desa 1 Hafidz,” diharapkan kualitas pendidikan dan spiritual masyarakat meningkat, menciptakan generasi yang kompeten dan berakhlak mulia. Pada tahun 2023, terdapat 130 penerima beasiswa dengan anggaran Rp1,12 miliar, serta 128 santri penerima beasiswa hafidz.
Peningkatan Layanan Kesehatan: Pembangunan rumah sakit baru, seperti di Randublatung dan Rumah Sakit Bhayangkara di Kunduran, akan memperluas akses layanan kesehatan bagi masyarakat Blora. Kedua rumah sakit tersebut ditargetkan beroperasi pada awal tahun 2024.
Dalam lima tahun ke depan Pemerintahan Arief Rohman- Setyorini juga akan menghadapai tantang yang tidak ringan yaitu : Pertama Keterbatasan Anggaran. Pembangunan infrastruktur memerlukan dana besar, sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Blora terbatas. Untuk menyelesaikan pembangunan jalan kabupaten yang membutuhkan sekitar Rp3 triliun, diperlukan inovasi pendanaan seperti pinjaman perbankan dan bantuan pemerintah pusat.
Kedua : Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Masih terdapat kesenjangan antara harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Pada tahun 2022, harapan lama sekolah di Blora mencapai 12,44 tahun, namun rata-rata lama sekolah baru 7,01 tahun, setara dengan kelas 1 SMP. Hal ini menunjukkan perlunya upaya lebih dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan.
Ketiga : Pengentasan Kemiskinan: Meskipun berbagai program telah dilaksanakan, seperti pembangunan 1.966 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dengan anggaran Rp35,02 miliar pada tahun 2023, tantangan dalam mengurangi angka kemiskinan tetap signifikan dan memerlukan pendekatan yang komprehensif. Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi berbagai pihak, Arief Rohman memiliki peluang untuk membawa Blora menuju pembangunan yang lebih maju dan berkelanjutan dalam lima tahun ke depan.
Tantangan di Sektor Investasi
Dalam periode kedua kepemimpinan Bupati Arief Rohman, Kabupaten Blora menghadapi tantangan signifikan dalam menarik dan mengelola investasi. Tantangan-tantangan tersebut antara lain meliputi :Keterbatasan Infrastruktur: Meskipun pembangunan infrastruktur menjadi prioritas, kondisi jalan dan fasilitas pendukung lainnya masih memerlukan perbaikan untuk menarik investor. Pemerintah Kabupaten Blora telah menargetkan peningkatan pembangunan infrastruktur hingga 86,79 persen dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Persaingan Antar Daerah: Blora bersaing dengan daerah lain di Jawa Tengah yang juga menawarkan insentif menarik bagi investor. Untuk meningkatkan daya saing, Bupati Arief Rohman mengusulkan agar Blora dimasukkan dalam lokasi pengembangan kawasan industri di Jawa Tengah, sehingga peluang investor masuk ke Blora akan terbuka lebar.
Regulasi dan Birokrasi: Proses perizinan yang kompleks dapat menghambat investasi. Pemerintah pusat telah menerapkan sistem Online Single Submission (OSS) untuk mempermudah perizinan, namun implementasinya di tingkat daerah perlu ditingkatkan agar lebih efektif.
Sumber Daya Manusia (SDM): Ketersediaan tenaga kerja terampil menjadi tantangan. Pemerintah Kabupaten Blora perlu meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan dan pendidikan vokasi untuk memenuhi kebutuhan industri.
Pemanfaatan Sumber Daya Alam: Blora memiliki potensi sumber daya alam seperti gas alam yang selama ini diproduksi Pertamina dan dialirkan ke luar daerah. Bupati Arief Rohman mengusulkan agar sebagian gas tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan industri di Blora, sehingga memberikan nilai tambah bagi perekonomian lokal.
Menghadapi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan berkelanjutan di Kabupaten Blora.
Profil Arief Rohman
H.Arief Rohman, SIP, MSI adalah Bupati Kabupaten Blora, Jawa Tengah yang lahir pada 8 Maret 1980. Arief terpilih sebagai Bupati Kabupaten Blora untuk periode 2021-2026, menggantikan bupati sebelumnya, Djoko Nugroho.
Lahir dari keluarga santri dari pasangan KH. Ali Muchdhor. M.Pd.i dan Hj. Sulini.S.Pd.SD Pengasuh Ponpes di Desa Sendangwungu, Kecamatan Banjarejo, Kab. Blora. Mengawali pendidikan dari sebuah Sekolah Dasar Negri 2 Sendangwungu periode (1986-1992), kemudian melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama Negri (SMP) Negeri 1 Blora periode ( 1992-1995).
Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan pada periode (1995-1998) di SMAN 1 Blora sebelum melanjutkan kuliah Sarjana di Universitas Darul Ulum Jombang. Lulus pendidikan S-1, melanjutkan pendidikan S-2 di jurusan Ilmu Politik di Universitas Indonesia, hingga meraih gelar M.Si yang sekarang melekat pada namanya. Sekarang dia juga tengah menyelesaikan studi S-3-nya di Universitas Negeri Jakarta (UNJ),
Menikah dengan Hj. Ainus Sholichah. SH yang telah dikaruniai dengan 6 (enam) orang putra putri ini, masing-masing bernama, M.Sultan El Zidani Rahman, Queenita Almira Shofiya Rahman, M. Raja Ali Azizi Rahman, Queeina Faiza Ariefia Rahman, M. Akbar Qhasar Rahman, Queen Adinda Adawiyah Rahman
Arief dikenal sebagai sosok yang supel, sederhana dan cerdas. Mudah bergaul adalah kunci keberhasilan dirinya dipercaya mengelola berbagai organisasi, baik keagamaan ataupun organisasi yang bersifat umum.
Sempat menjabat sebagai Wakil Bupati Kabupaten Blora bersama dengan Djoko Nugroho yang saat itu menjabat sebagai Bupati Blora. Karirnya di politik diawali sebagai asisten pribadi salah satu anggota DPR-RI dari tahun 2004 hingga 2008. Kemudian di tahun 2009 hingga 2014, Arief menjadi Staff Khusus Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI.
Pada 2014, Arief resmi menjadi anggota dewan DPRD Provinsi Jawa Tengah hingga 2015. Pada 2016, Arief mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Bupati Kabupaten Blora, menemani Djoko Nugroho yang yang menjadi calon bupati dalam Pilkada 2016. Singkatnya pasangan Djoko-Arief memenangkan Pilkada dan resmi menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Blora periode 2016-2021.
Pada Pilkada Blora 2020, Arief yang pernah menjadi guru mengaji di sebuah pondok pesantren ini, maju mencalonkan diri sebagai Calon Bupati Kabupaten Blora berpasangan dengan Tri Yuli Setyowati sebagai calon wakil bupati yang merupakan politisi PDI-P dan menjadi angota DPRD Kabupaten Blora pada 2019.
Dalam Pilkada Blora yang digelar bulan Desember 2020, pasangan Arief-Tri yang mendapat suara sebanyak 318.380 atau 59,71 persen, mengalahkan pasangan lainnya, yaitu duet Umi Kulsum-Agus Sugiyanto (Umat) yang hanya meraih suara sebanyak 199,646 atau 37,44 persen dan juga pasangan Dwi Astutiningsih -Riza Yudha yang hanya meraih 15.187 suara atau 2,85 persen.
Arief Rohman dan Sri Setyorini telah terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Blora untuk periode 2024-2029. Berikut profil singkat keduanya serta analisis kemenangan mereka dalam Pilkada Blora 2024.
Profil Sri Setyorini:
Sri Setyorini, lahir di Blora pada 29 Mei 1959, adalah seorang pengusaha sukses dan kakak kandung dari mantan Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Agus Andrianto. Ia memiliki pengalaman luas di bidang bisnis dan organisasi, yang diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam pembangunan Blora. (01)
Bambang Sartono