.gif)
Di balik kiprah Umar Syahid, S.E., S.H., M.H yang dikenal vokal dalam isu perlindungan konsumen, berdiri sebuah lembaga yang menjadi fondasi perjuangannya: Yayasan Lintas Konsumen Akhir Indonesia (YLKAI). Lembaga ini bukan sekadar organisasi, tetapi simbol perlawanan masyarakat sipil terhadap praktik ekonomi yang abai terhadap hak-hak dasar konsumen.
Didirikan pada 26 April 2019, YLKAI berstatus sebagai Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) yang independen, nirlaba, dan diakui pemerintah. Keabsahannya ditegaskan melalui SK Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No. AHU-0006498.AH.01.04.TAHUN 2019, serta terdaftar resmi melalui Surat Tanda Daftar LPKSM No. 751/657 dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, tertanggal 18 Februari 2021.
Dengan semangat kemandirian, YLKAI mengambil posisi penting sebagai garda terdepan edukasi dan pendampingan konsumen di seluruh Indonesia. Fokus utamanya adalah menumbuhkan kesadaran kritis konsumen, agar mereka mampu memahami hak dan kewajibannya secara utuh—tidak hanya sebagai pembeli, tetapi sebagai subjek ekonomi yang berdaulat.
“YLKAI hadir untuk mendampingi masyarakat, agar mereka tidak lagi menjadi korban dari ketidaktahuan hukum, praktik dagang curang, dan dominasi pasar yang timpang,” tegas M. Umar Syahid.
Alat Transormasi Sosial
YLKAI aktif membuka kanal aduan, mengadvokasi kasus, mendorong pembaruan regulasi, serta melakukan edukasi publik melalui kampanye dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Dari pasar tradisional di Blora hingga platform digital di perkotaan, YLKAI terus bekerja agar perlindungan konsumen tidak menjadi slogan kosong, melainkan realitas yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
“Dengan akar yang kuat di masyarakat dan pijakan hukum yang sah, YLKAI telah membuktikan bahwa kekuatan swadaya—jika dikelola dengan visi dan integritas—dapat menjadi alat transformasi sosial yang nyata”, tegas HM Umar Syahid. (01)
