“IPJT harus menjadi rumah bersama bukan sekadar nama“
JEPARA, SAPUJAGAT.NET :Supriyanto, SH, figur yang saat ini dipercaya sebagai Ketua Umum Insan Pers Jawa Tengah (IPJT), adalah sosok yang memadukan ketegasan, pemahaman hukum, serta semangat membangun ekosistem pers yang sehat dan bermartabat di wilayah Jawa Tengah.
“Media bukan sekadar alat penyampai informasi. Di tangan insan pers yang terorganisir dan solid, ia adalah kekuatan perubahan.” papar Supriyanto

Di tengah tantangan media arus utama dan gelombang digitalisasi yang masif, ia tampil sebagai pemimpin yang menekankan pentingnya konsolidasi dan reorganisasi internal IPJT sebagai fondasi utama menuju organisasi pers yang adaptif, inklusif, dan berdaya.
Membangun Kekuatan dari Dalam
Bagi Supriyanto, konsolidasi organisasi bukan sekadar penguatan struktur, tetapi menyatukan visi seluruh anggota IPJT di 35 kabupaten/kota Jawa Tengah. Ia menyadari bahwa kekuatan organisasi harus dibangun dari kesadaran kolektif, keterlibatan aktif, serta rasa memiliki dari setiap jurnalis dan media yang tergabung di bawah naungan IPJT.
“IPJT harus menjadi rumah bersama, bukan sekadar nama. Konsolidasi ini bertujuan membangun pondasi yang kokoh dalam menghadapi tantangan zaman.” tandas nya kepada Widodo SH Direktur WJI Grup dan Bambang ST Pemred WJI Cetak, Opini Publik.CO dan Sapujagat.Net di rumahnya Cluwak, Pati Minggu malam (6/4/2025)
Menyesuaikan Tantangan Baru

Langkah reorganisasi di tubuh IPJT dilakukan dengan pendekatan profesional, legalistik, dan berbasis kebutuhan nyata di lapangan. Supriyanto melihat bahwa dinamika dunia pers saat ini menuntut adanya struktur organisasi yang lincah, terukur, dan tidak stagnan dalam pola kerja lama.
“Reorganisasi adalah keharusan, bukan pilihan. Kita harus menjawab perubahan zaman dengan reformasi internal yang konkret.”
Beberapa langkah nyata yang dilakukan antara lain: Penyusunan ulang struktur kepengurusan berbasis kompetensi dan representasi wilayah. Pembentukan divisi-divisi tematik seperti advokasi hukum, peningkatan kualitas jurnalistik, dan digitalisasi media dan Evaluasi periodik terhadap efektivitas program kerja organisasi.
Pilar Kekuatan Daerah

Di bawah kepemimpinan Supriyanto, IPJT diarahkan menjadi think tank lokal dalam isu-isu pembangunan daerah. Ia melihat peluang besar bahwa insan pers, bila terorganisir dengan baik, bisa menjadi mitra strategis pemerintah, pengusaha, dan masyarakat sipil dalam mendorong keterbukaan informasi dan pembangunan partisipatif.
“Pers lokal yang kuat akan menghasilkan masyarakat yang melek informasi. Inilah fungsi kontrol dan edukasi publik yang sesungguhnya.”jelas Supriyanto
Tantangan: Profesionalisme
Meski prospek cerah terbuka lebar, Supriyanto tak menutup mata terhadap tantangan yang dihadapi IPJT, antara lain:
Rendahnya profesionalisme sebagian anggota pers lokal.
Tekanan politik dan ekonomi terhadap independensi media.
Meningkatnya disinformasi di media sosial.
Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya peningkatan kapasitas anggota melalui pelatihan jurnalistik, pemahaman hukum pers, serta literasi digital sebagai garda depan menghadapi tantangan era informasi.
Merawat Ideal, Bergerak Bersama
Dalam setiap pernyataannya, Supriyanto, SH selalu menekankan bahwa IPJT bukan hanya soal organisasi, tapi soal cita-cita kolektif membangun kekuatan media lokal yang sehat, mandiri, dan berintegritas. Ia yakin bahwa selama masih ada semangat gotong royong, konsolidasi, dan perbaikan internal, maka masa depan IPJT akan semakin cerah.
“Mari kita jaga IPJT ini sebagai pilar etika dan kekuatan pers di Jawa Tengah. Bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk generasi insan pers ke depan.” tegasnya.(Wid/bangsar/01)
