Hukum & Kriminalitas

BNN dan LCKI Jambi di Garis Depan: 12 Tahun Melawan, Kini Waktunya Bangkit Bersama Lawan Narkoba

Oleh: Seto | WartaJavaindo
Jambi.

JAMBI, NETWORK : Di usia ke-12, Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Provinsi Jambi menolak untuk hanya sekadar mengenang masa lalu. Justru, lembaga ini menguatkan pijakan untuk melipatgandakan langkah ke depan.

Dalam audiensi hangat yang digelar Senin (8/4) bersama Kepala BNN Provinsi Jambi, Brigjen Pol Wisnu Handoko, tekad itu dilafalkan tanpa basa-basi: Jambi tidak boleh kalah oleh narkoba.

Pertemuan itu menjadi penanda penting bahwa perlawanan terhadap narkoba tak bisa lagi hanya diserahkan pada institusi negara. LCKI, sebagai representasi masyarakat sipil, tampil mengajukan kemitraan strategis, bukan sekadar dukungan formalitas.

“Kami tidak ingin hanya jadi saksi dari rusaknya generasi. Kami ingin jadi bagian dari solusi. Dan kami percaya, perang ini harus dimenangkan bersama,” tegas Mappangara HK, Ketua LCKI Jambi, dengan suara yang penuh keyakinan usai sesi audiensi.

BNN Sambut Baik Kolaborasi

Tak bersikap birokratis, Brigjen Wisnu langsung menyambut ajakan tersebut. Ia bahkan menyatakan kesediaannya menjadi narasumber utama dalam seminar anti-narkoba yang digagas LCKI sebagai bagian dari perayaan HUT-nya.

Tapi lebih dari itu, Wisnu menyampaikan pesan yang jauh lebih penting: Pemberantasan narkoba tidak akan berarti jika masyarakat memilih diam.”

“Saya bukan hanya hadir sebagai pejabat, tapi juga sebagai sesama anak bangsa yang prihatin. Apa yang dilakukan LCKI ini adalah bentuk cinta tanah air yang sesungguhnya,” ujar Brigjen Wisnu di ruang kerjanya.

Bukan Sekadar Slogan

Seminar yang dirancang bukan sekadar acara formal. LCKI akan menghadirkan para pemangku kearifan lokal seperti Ketua

Lembaga Adat dan perwakilan MUI.

Ini langkah strategis: menyentuh langsung akar budaya dan spiritual masyarakat Jambi.

“Kalau perang ini hanya memakai tangan besi, ia akan pecah di tengah jalan. Tapi jika kita bangun kesadaran melalui nilai-nilai adat, agama, dan pendidikan, maka perubahan bisa tumbuh dari dalam,” ujar Mappangara.

“Kami ingin bicara bukan hanya pada otoritas, tapi pada nurani.”

Tak Boleh Menyerah

Data internal LCKI menunjukkan bahwa peredaran narkoba di Jambi telah memasuki fase yang mengkhawatirkan—tidak hanya di kota, tapi juga merambah wilayah pedesaan.

Maka dari itu, HUT ke-12 ini bukan ajang nostalgia, melainkan panggung untuk menyusun strategi kultural dan struktural.

LCKI bahkan merencanakan audiensi lanjutan dengan Kapolda Jambi, sebagai bentuk konkret dari pernyataan: jika perang ini adalah medan juang, maka semua harus turun tangan—baik sipil, agama, adat, maupun aparat.

Petikan Inspiratif dari Lapangan

“Kami ingin anak-anak muda Jambi bisa mimpi besar, tanpa takut racun narkoba mematikan masa depan mereka,” ungkap salah satu anggota muda LCKI, Rizki Ramadhan, yang juga ikut menyusun seminar.

“Jangan menunggu sampai narkoba merenggut keluarga kita. Saatnya kita serbu balik dengan pengetahuan, nilai, dan keberanian,” kata Almira Sari, tokoh perempuan LCKI.

Bukan Sekadar Lembaga, Tapi Gerakan Moral

LCKI kini tak ingin dikenal hanya sebagai lembaga. Mereka ingin diingat sebagai gerakan moral rakyat Jambi, yang memutuskan untuk tidak tinggal diam.

Dukungan BNN bukan hanya bentuk pengakuan, tapi juga sinyal bahwa kolaborasi ini nyata dan sangat mungkin menyelamatkan generasi.

“Di ulang tahun ke-12 ini, kami tidak meniup lilin. Kami meniupkan semangat baru: bahwa melawan narkoba adalah ibadah, adalah perjuangan, adalah panggilan sejarah.”
Mappangara HK

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

DITERBITKAN : PT Java Indo, AHU. 0109728.AH.01.11 Tahun 2020

Copyright © 2024 Sapujagad.net

To Top