Liputan :Siswanto & Edi Panca
BLORA, SapuJagad.Net – Meski memiliki elektabilitas tinggi dan berpotensi besar memenangi Pilkada Blora 2024, namun belum jadi jaminan Arief Rohman bisa melenggang menduduki Kursi Blora-1 kembali. Masih ada potensi besar yang bisa menggagalkan petahana untuk memimpin Blora lima tahun ke depan? .
Lalu apa yang bisa menggagal Politisi PKB untuk menjadi orang nomor satu di Kabupaten yang berjulukan “Bumi Samin”. ‘’Jawabanya kalau ada ‘tsunami politik. Pertama bila akhirnya Pak Arief tidak jadi dicalonkan oleh partai, yang kedua bila ada issue negative yang tidak bisa teratasi’’ tandas Hanggoro Doso Pamungkas Direktur CPI-LSI Network, dalam acara Jumpa Pers Hasil Survei dan Analisa Elaktibilitas Incumbent di Pilkada Blora oleh Lingkran Survey Indonesia Denny JA yang digelar di Kafe Omah Mojopahit Blora, Rabu (7/8/2024).
Hanggoro memaparkan hal itu saat menjawab pertanyaan Roy Kurniadi dari Forum Pemred Media Blora. Pemimpin Redaksi Majalah Monitor Ekonomi itu meminta penjelasan secara detail apa yang dimaksud ‘tsunami politik’ yang bisa menggagalkan Arief di Pilkada Blora.
Hanggoro menjelaskan, di politik serba ketidakpastian sangat tinggi. Sering terjadi hal-hal yang mengejutkan saat- di injury time, termasuk juga di Pilkada Blora. Hanya selama ini jarang terjadi kasus Tsunami Politik dalam Pilkada, termasuk isu-isu negatif yang tak teratasi.
‘’Jadi kalau tidak ada hal-hal yang sangat luar biasa yang menghadang, potensi Pak Arief untuk memenangi Pilkada Blora sangat tinggi, ‘’ terang Hanggoro.
Dalam hasil survey LSI yang lain yang dipaparkan Hanggoro, juga diperoleh gambaran, dari sejumlah bakal calon kandidat, yang memiliki kans paling kuat jadi penantang Arief di Pilkada Blora 2024 adalah Abu Nafi, politisi PPP yang kini menjadi Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah.
Unggul Disegala Lini.
Sementara hasil Survey LSI secara lengkap yang menyebutkan, Arief Rohman yang saat ini yang menjadi incumbent, masih menempati posisi teratas di Pemilihan Kepala Daerah Blora.
Survei ini dilaksanakan pada tanggal 15-20 Juli 2024. Metode sampling yang digunakan dalam survei ini adalah metode multistage random sampling, dengan margin error -/+ 4,8%. Teknik pengambilan data dalam survei ini melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dengan responden.
Adapun jumlah responden yang terlibat dalam survei ini mencapai 440 responden yang dipilih secara acak dan tersebar merata secara proporsional di seluruh Kabupaten Blora. Responden dalam survei ini adalah pemilih yang memiliki hak politik 17 tahun keatas atau yang sudah menikah.
‘’Dalam survei kami menanyakan jika pemilihan kepala daerah dilangsungkan hari ini, siapa yang dipilih oleh responden,’’ terang Hanggoro.
Untuk tingkat elektabilitas tertutup ditemukan, Arief Rohman teratas diposisi pertama sebesar 61,4%, disusul posisi kedua Abu Nafi sebesar 7,7%. Prayogo Nugroho dan Tri Yulisetyowati memiliki angka yang sama sebesar, 2,5% di urutan ketiga, selanjutnya Aan Rochayanto dan Siswanto di dengan angka yang sama diposisi keempat, sebesar 1,8%. Selebihnya kandidat yang memiliki elektabilitas dibawah 1,1%. Adapun swing voter tersisa sebesar 16,8%.
Lebih lanjut dikatakan, alasan pemilih memilih Arief Rohman sebagai bupati dikarenakan pengalamannya dalam memerintah sebanyak 21,1%. Untuk Abu Nafi (32,4%), Prayogo Nugroho (36,3%) dan Tri Yulisetyowati (27,2%), ketiganya didominasi alasan memilih karena kepribadian kandidat.
Survei ini juga menguji simulasi tiga pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati. Arief Rohman-Sri Setyorini unggul 64,3% melawan Tri Yuli Setyowati-Abu Nafi sebesar 7%, Prayogo Nugroho-Siswanto sebesar 5,2%, dan menyisakan swing voter 23,5%.
Simulasi tiga pasang yang lainnya, Arief Rohman-Sri Setyorini sebesar 63,9% jika melawan M. Dasum-Abu Nafi sebesar 8,2%, Tri Yuli Setyowati-Siswanto sebesar 4,3%, dan yang belum menentukan pilihan 23,6%.
Tingkat elektabilitas Arief Rohman ini merata keunggulannya di berbagai segmen. Diantaranya yakni segmen gender; Arief Rohman unggul di pemilih laki-laki (63,2%) dan perempuan (59,5%). Di segmen umur; Arief Rohman unggul di semua pemilih, yakni 19 tahun kebawah (33,3%), pemilih 20-29 tahun (71,9%), pemilih 30-39 (63,1%), pemilih 40-49 tahun (55,8%) dan pemilih 50 tahun keatas (63%).
Selanjutnya, di segmen pendidikan, Arief Rohman mendominasi di semua level tingkat pendidikan; pemilih lulus SD/Dibawahnya (57,8%), pemilih SLTP/Sederajat (61,3%), pemilih SLTA/Sederajat (67%) dan pemilih Pernah Kuliah/Diatasnya (77,3%).
Demikian juga di segmen pendapatan, Arief Rohman mengungguli kandidat lain, yakni, pemilih dibawah 1 Juta (60,1%), pemilih 1 Juta-1,9 Juta (63%) dan pemilih 2 Juta atau lebih (61,5%). Pengantar (3) 9 .
Lima Alasan Penguat
Terakhir di segmen pemilih yang berafiliasi dengan organisasi Islam (ormas), temuannya Arief Rahman masih unggul di semua organisasi Islam, terbanyak unggul sebesar 64,4% di ormas NU (Nahdlatul Ulama), Muhammadiyah (25%), dan Persatuan Islam (66,7%), Organisasi Islam lainnya (33,3%). Adapun pemilih yang tidak merasa bukan bagian ormas Islam manapun memilih Arief Rohman sebesar 27,3%.
Mengapa Arief Rohman selaku incumbent tingkat elektabilitasnya unggul dibandingkan kandidat lain? Dari hasil survei ditemukan ada lima alasan menjawab pertanyaan tersebut. Alasan pertama, Arief Rohman paling populer/lebih banyak dikenal oleh pemilih dibanding kandidat lain angkanya mencapai 85,2%
Sedangkan Abu Nafi dikenal 58%, Tri Yulisetyowati dikenal 51,1%, M. Dasum dikenal 28,4% dan Prayogo dan Umi Kulsum dikenal dengan persentase yang sama 24,3% oleh pemilih. • Alasan kedua, dari yang mengenal kandidat, Arief Rahman paling disukai dibandingkan dengan kandidat lain. Arief Rahman disukai 88,6% pemilih yang mengenal.
Disusul Siswanto yang disukai 86,3% pemilih, Muhammad Ahmad Faishol disukai 85,4% dari yang mengenal, Santoso dan Kisworini masing-masing disukai pemilih yang mengenal keduanya sebesar 81,1% dan 81,0%.
Alasan ketiga Arief memiliki elektabilitas teratas adalah mayoritas publik puas dengan kinerjanya sebagai Bupati. Pemilih yang menilai Sangat Puas/Puas sebesar 71,2%, pemilih yang menilai Kurang Puas/Tidak Puas Sama Sekali sebesar 23,4%, pemilih yang memilih tidak tahu/tidak jawab sebesar 5,4%.
Alasan keempat, mayoritas publik menginginkan kembali Arief Rohman sebagai Bupati Blora mendatang. Tingkat menginginkan kembali Arief Rohman mencapai 74,8%, sedangkan pemilih yang tidak menginginkan Arief Rohman menjadi Bupati mencapai 11,1% dan pemilih yang tidak tahu/tidak jawab sebesar 14,1%.
Alasan kelima, yakni publik menilai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora dianggap Sangat Berhasil/Berhasil mengatasi persoalan masyarakat sebesar 64,7% lebih tinggi dari publik yang menilai Pemkab Kurang Berhasil/Tidak Berhasil sebesar 30,3% dan pemilih yang tidak jawab/tidak tahu sebesar 5%.
‘’Demikian data temuan dan analisis survei elektabilitas Kabupaten Blora. Kami berharap data ini bisa bermanfaat bagi berbagai pihak,’’ pungkas Hanggoro yang dalam penyampainya didampingi Dio Safrial Truna.
Editor : bangsar@24..