Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60, yang jatuh pada tanggal 12 November 2024, menjadi momentum strategis untuk merenungkan perjalanan sektor kesehatan Indonesia, sekaligus mengidentifikasi tantangan serta prospek di masa mendatang.
Tema HKN tahun ini, “Indonesia Sehat, Indonesia Kuat,” menjadi pengingat akan pentingnya sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan kesehatan, serta memanfaatkan peluang untuk membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh.
Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60 juga menjadi momentum penting untuk melihat kembali capaian yang telah diraih dan tantangan yang masih harus dihadapi.
Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia memiliki prospek yang cerah untuk membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh dan merata.
Dalam lima tahun ke depan, penguatan layanan kesehatan dasar, pemanfaatan teknologi digital, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat diharapkan dapat menjadikan Indonesia lebih siap menghadapi tantangan kesehatan global.
Tantangan di Bidang Kesehatan
Meskipun Indonesia telah mencatatkan kemajuan dalam berbagai aspek kesehatan, masih ada sejumlah tantangan signifikan yang perlu diatasi dalam lima tahun ke depan, antara lain: Pemulihan Pasca-Pandemi COVID-19.
Dampak pandemi COVID-19 masih terasa, terutama dalam hal kesehatan mental dan penanganan penyakit kronis yang sempat terabaikan. Upaya pemulihan menjadi tantangan utama untuk memastikan masyarakat kembali mendapatkan akses layanan kesehatan yang optimal.
Pemulihan ekonomi yang terhambat oleh peningkatan biaya kesehatan juga menjadi masalah yang perlu diatasi, dengan fokus pada penguatan sistem kesehatan untuk menghadapi krisis di masa depan.
Ketimpangan Akses Layanan Kesehatan; antara wilayah perkotaan dan pedesaan masih menjadi isu yang perlu diperhatikan. Fasilitas kesehatan di daerah terpencil sering kali belum memadai, baik dari segi infrastruktur maupun tenaga medis.
Ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan di daerah terpencil masih belum merata, sehingga sering terjadi ketidaksesuaian antara kebutuhan dan pasokan.
Indonesia masih menghadapi angka stunting yang tinggi, terutama di kalangan balita. Masalah ini terkait erat dengan kurangnya asupan gizi yang memadai pada ibu hamil dan balita. Upaya mengurangi stunting memerlukan pendekatan yang menyeluruh, mulai dari edukasi masyarakat tentang pola makan sehat hingga intervensi langsung oleh tenaga kesehatan di lapangan.
Kualitas layanan JKN masih menghadapi kritik terkait panjangnya antrian dan kompleksitas prosedur administrasi. Meski program ini sudah berjalan lebih dari satu dekade, peningkatan mutu dan akses layanan perlu terus dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia.
Prospek 5 Th ke Depan
Dengan tantangan yang ada, Indonesia memiliki sejumlah peluang yang dapat dimanfaatkan untuk membangun sistem kesehatan yang lebih baik dalam lima tahun ke depan.
Digitalisasi di bidang kesehatan, seperti telemedicine dan rekam medis elektronik, diperkirakan akan semakin berkembang. Hal ini akan memungkinkan akses yang lebih luas dan efisien, terutama bagi masyarakat di daerah terpencil.
Pemerintah dan sektor swasta diharapkan bekerja sama dalam pengembangan platform digital yang ramah pengguna untuk mempercepat penyampaian layanan kesehatan.
Penguatan Sistem Kesehatan Dasar melalui revitalisasi puskesmas dan klinik di daerah menjadi prospek penting dalam memperkuat layanan kesehatan dasar. Dengan meningkatnya kualitas fasilitas ini, masyarakat akan lebih mudah mendapatkan layanan kesehatan di lingkungan terdekat.
Pelatihan dan distribusi tenaga kesehatan yang merata akan menjadi fokus, terutama untuk memastikan bahwa setiap wilayah memiliki akses ke dokter umum, bidan, dan perawat yang terlatih.
Peningkatan kesadaran masyarakat tentang Kesehatan Preventif, menjadi Tren menuju gaya hidup sehat yang semakin meningkat di kalangan masyarakat, terutama pasca-pandemi. Ini membuka peluang besar untuk kampanye kesehatan preventif seperti pengendalian penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Pemerintah, bersama dengan organisasi non-pemerintah, dapat mendorong program-program edukasi untuk memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat, olahraga rutin, dan pemeriksaan kesehatan berkala.
Pengembangan industri farmasi dalam negeri yang dilakukan pemerintah menjadi langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada impor obat dan alat kesehatan. Hal ini diharapkan dapat menekan harga obat serta memastikan ketersediaan yang lebih stabil.
Dalam lima tahun ke depan, peningkatan kapasitas riset dan pengembangan (R&D) di sektor farmasi diharapkan dapat memunculkan inovasi obat baru yang lebih terjangkau bagi masyarakat.
Indonesia memiliki kesempatan untuk memperkuat kerja sama internasional dalam bidang kesehatan, terutama dalam penelitian, pengembangan vaksin, dan penanganan penyakit menular.
Kerja sama dengan lembaga kesehatan global dapat membantu mempercepat transfer teknologi dan pengetahuan untuk memperkuat ketahanan kesehatan nasional. (*)